Jumat, 17 September 2021

Pengalaman Aupair di Perancis 2019-2021 ( 5 family berbeda)

 

AuPair di Perancis , 

        Mendengar kata tersebut tak pernah terbayangkan rasanya bisa menginjakan kaki di negara yang kata orang "Romantis" dari segi Bahasa , Budaya dan Tata kota . Perkenalkan namaku Kurniandra Julianty , tapi kalian bisa panggil aku "Ara " . Langsung saja pada inti dari pada judul yang telah aku jabarkan . Blog ini akan berisi tentang pengalaman ku sebagai Aupair di perancis kurant lebih 2 tahun . 

      Saat pertama kali mendengar kata Aupair di Luar Negri yang terbesit di benakku adalah "Mahal" . Hal-hal yang bersangkut paut  dengan luar negri terkesan sangat elegan dan mewah bagi beberapa kalangan seperti ku yang hanya orang biasa . Tapi ternyata faktanya tidak sebegitu mahal seperti yang aku bayangkan. Di awali dengan rasa penasaran yang akhirnya berujung dengan pencarian di Goggle , Youtube dan seluruh Social media untuk bahan perbandingan . Saat itu rasanya tidak banyak informasi yang bisa di dapatkan karna masih minimnya antusias remaja untuk tahu atau tertarik dalam program pertukaran budaya ini . 

      Semua informasi yang aku dapatkan tidak lain dan tidak bukan atas bantuan dari video-video YouTube channel dari Kak Salma Octarima dan Indonesian Aupair in France milik Kak Feldav Maria . serta tidak lupa juga dari informasi yang di berikan dari Blog https://lurramdhaniah.blogspot.com dari Kak Nurul Romdaniah . Informasi tersebut sangat bermanfaat pada saat aku memulai proses pengertian dari program Aupair dan bagaimana mengurus segala urusan surat yang sangat banyak . Karna pada kali ini aku akan membagikan cerita Pengalaman ku jadi proses awal dll akan aku skip dulu dan kalau pembaca tertarik bisa tulis komentar dibawah untuk Proses awal pencarian family , membuat profil yang menarik , document yang di butuhkan , Perlengakpan yang di perlukan saat ke beragkatan dan tips situ menangani anak Perancis . Masih banyak lagi topik yang ingin ku sampaikan jadi jangan lupa untuk selalu update di blog ini . 

     Awal mula datang ke Perancis adalah karena aku dapat Host family "Orang tua Asuh" berkebangsaan perancis di Paris bagian Suburb/pinggiran kota . Kedua family ku ini adalah dokter di salah satu rumah sakit umum di daerah Paris . Adik angkat yang ku asun pada saat itu berusia 7 dan 3 tahun berjenis kelamin laki laki . Pada saat proses wawancara by video dengan kedua adik ini dan orangtua asuhku . Awalnya berjalan mulus , Kriteria yang di inginkan hanya beliau ingin aku bisa berbahasa inggris dengan dua anak ini . Tapi, sangat disayangkan aku tidak mahir Bahasa perancis . Karena pada saat proses keberangkatan Dokuman yang mengharuskan kita memiliki Sertifikat bahasa Perancis sudah tidak lagi menjadi keharusan . Maka dari itu , aku berani mengambil resiko tanpa mempelajari bahasa dan budayanya . Aku sangat TIDAK MENYARANKAN utnuk melakukan hal yang sama seperti aku . Karena ini adalah permulaan dari cek-coknya aku dengan keluarga asuhku di Paris . 

      Mereka sangat menginginkan anak mereka terbiasa dengan bahasa inggris tetapi faktanya mereka pun tidak ada basic bahasa inggris dan saya tidak berbahasa peranics sepatah katapun . Inilah yang menyebabkan percikan pertengkaran akibat Miss communication . Hari pertama aku mulai membantu mereka membuat aku sangat insecure terhadap lingkungan sekitar . Apalagi dengan judgement yang menyamakan Aupair dengan Nanny . Anak yang aku asuh sangat Aktif . Perlu di ketahui anak-anak Perancis jauh lebih aktif dari pada anak di Indonesia . Mereka lebih mengutamakan aktifitas fisik luar atau dalam rumah . Di beberapa keluarga yang telah aku jalan juga kebanyakan dari mereka tidak mengijinkan anak mereka memegang Hp atau komputer saat usia di bawah 10 tahun . Karena pada saat aku pertama kali menjadi aupair aku kurang research tentang bagaimana aktifitas anak di perancis dan hal apa saja yang perlu dilakukan akhirnya dałam beberapa saat aku benar benar seperti orang linglung . 

       Alasan terbesar aku untuk akhirnya memutuskan pindah keluarga , pertama Miss communication , kedua ketidak tahuan aku tentang program dan aktifitas jadi hal ini yang membuat aku depresi di awal bulan aku bekerja , ketiga keran Host family aku juga baru pertama kali menghire Aupair jadi mereka bisa masih Awam dan kurang professional dengan Jam kerja yang harusnya ada di kontrak . Ini yang membuat aku overwork 40H perminggu dari maximal 25h per minggu  . Aku menangis tiap malam sambil menelpon teman teman aupair yang lain sehabis bekerja . Rasanya sangat berat sekali untuk survive di kondisi seperti itu . Akhirnya dengan berat hati aku putuskan untuk pindah keluarga dan memeberanikan diri untuk bilang aku gak cocok dengan keluargnya . Just for info ya teman-teman , kalian WAJIB setidaknya kasih pemberitahuan Pindah keluarga Minimal 2 minggu sebelum kepindahan . Dan finally after all tears every night , aku Pindah ke keluarga yang kedua . Nah buat temen yang mau tau gimana cara Pindah dan dapetin keluarganya lebin detailnya aku bakalan bikin di blog selanjutnya tapi perlu kalian ketahui aja , kalau aku dapat kelurga baru dari Facebook . 

       Pindah ke keluaraga yang kedua sebenarnya aku bener bener ngerasa lega untuk bisa datang keluarga ini. Host family ku yang satu ini adalah Single Parent hanya ibunya saja berkebangsaan Cameroun dan anaknya 1 laki-laki berusia 11 bulan . saat aku pindah aku sebenarnya jujur masih belum memahami birokrasi per Aupairan di Perancis . Jadi aku tidak masalah untuk menjaga bayi . Pikir ku sangat mudah dan flexible. Tidaklah membutuhkan tenaga yang berat . Tapi tenyata kita sebagai aupair tidak boleh mengasuh anak di bawah 3tahun dan lagi anak yang aku asuh memiliki kelainan pola makan . Jadi anak ini tidak bisa mengkonsumsi Karbohidrat seperti nasi , roti ataupun jenis karbo lainnya . Dilema muncul ketika aku harus fokus dan on-time memeberikan asupan jus/sayur setiap 2 jam sekali karena memang pada dasarnya jus buah/sayur sangat lah tidak mengenyangkan . Maka dari itu aku tidak boleh lengah pada jam jam tertentu . Untuk ritme kerjanya sebernarnya sangatlah flexible tetapi ada beberapa aturan di rumah yang terkadang membuatku gerah . contohnya seperti tidak menekan Flush toilet pada malam harı untuk tidak membangunkan orang . Ini terkesan menjijikan untuk aku yang terbiasa memastikan toilet berkeadaan bersih sebelum dan setelah pakai . Apalagi harus melihat urine orang lain Sebelum memakai toilet itu rasanya .......

        Tidak lupa juga dengan kurang lengkapnya fasilitas di rumah . Kami hanya tinggal di apartement 2 kamar tanpa tv , tanpa microwave atau oven . ini sangat sulit untuk aku pada saat memasak dan letak rumah yang lumayan jauh dari supermarket . Jam kerja aku juga sebenarnya sangat melebihi dari keluarga yang pertama , karena aku mulai bekerja jam 7 pagi hingga  jam 7 malam tapi sangat terasa ringan karena bayi terbiasa tidur di jam jam tertentu hanya saja aku harus standby di rumah setiap saat sampai ibunya pulang kerja . Kelebihan kerja pada host family ini adalah libur saat weekend . Jadi, biasanaya aku akan menginap di tempt aupair yang lain atau berkunjung kerumah gebetan . Sampai suatu ketika kita cek-cok karena aku sering keluar setelah kerja di hari jumat malam dan kembali di minggu malam atau senin pagi buta . Aku merasa itu adalah hak aku untuk explore kehidupan di Paris dan memang tujuan dari program ini adalah kita bisa bersosialisasi dan mengexplorasëi budaya dan Bahasa perancis dan punya teman baru. Dan lagi ditambah itu adalah hak ku karena aku Judah seminggu full di rumah . Jadi aku memerlukan suasana baru di luar . Pada akhirnya malam tahun baru tiba aku berniat mengunjungi beberapa teman dan akhirnya pulang larut di sabtu malam 2 Januari 2021 dan pada tanggal 3 jan aku juga sebenarnya masih libur karena itu hari adalah minggu .

        Akhirnya kami cek-cok dan dia berkata kasar kepadaku dan jadinya aku bicara dengan tegas ke dia kalau aku bukan security ataupun slave di rumah ini jadi aku memutuskan aku akan pindah besok . aku tahu ini keputusan yang sangat berat karena aku memang belum ada persiapan untuk pindah tapi karena rasa emosi yang surah tak tertahankan dan disamping itu juga aku telah mengetahui bahwa aupair tidak bisa mengasuh anak dibawah 3 tahun . Aku merasa aku telah berjasa membantunya untuk tetap menjaga anaknya tetapi dia memperlakukan aku seperti itu. Malam hari itu juga aku mengirimkan pesan kepada teman baik ku di Nantes untuk menjemputku besok karena aku sudah tidak tahan lagi . Pagi harinya beliau sangat lah berprilaku biasa seperti tidak ada masalah diantara kami tapi setelah dia berangkat kerja , aku bergegas mengepack barangku . Aku tidak meninggalkan anaknya sendiri dirumah . Aku menunggu sampai dia kembali pulang dan aku pamit . Tapi dia masih saja bersikap kasar kepadaku dengan berat hati aku pindah ke Nantes .

       Babak perpindahan aku kali ini sebenarnya moment terbesar aku untuk benar benar mengexplore budaya dan Bahasa peranicis aku bertemu beberapa teman baru dan itu sangat meninggalkan kesan positif . Aku memulai kembali proses pencarian host family aku , tetapi rasanya pada saat itu aku akan mencari melalui grup aupair di whatsapp yang beirisikan seluruh aupair yang tinggal di perancis saat itu . Akhirnya aku mendaptkan kembali kontak family dari Kak Salma Octarima . Family berkebangsaan Marocco memiliki 5 anak . Uang Saku yang ditwarkan sangatlah menggiyurkan maka dari itu aku akhirnya berangkat lagi ke paris dengan niat keluarga ini akan jauh lebih baik dari yang lain . Dugaan awal ku sangat lah benar , mereka adalah keluarga yang sangat manis dan baik . Anak anaknya pun sangatlah respect dengan memanggilku kakak dan orangtuanya sangat sering mengajak ku ke Restauran keluarga mereka . Waktu terus berjalan tetapi Problematika mulai muncul kala Job desk yang di berikan saat itu mulai mengalami perubahan setiap harinya . Kami tinggal di rumah yang tidak lah besar , tugasku membantu rumah agar tetap bersih dan tertata . Pada saat itu aku melihat ada 2 wanita  yang bertugas membersihkan rumah yang datang 2x seminggu akan tetapi setelah kedatanganku 2 wanita tersebut hilang seolah ditelan bumi . yang berartikan tugasku menggantikan 2 wanita tersebut . EDAN !!! 

       Hampir tiap hair aku membersihkan rumah selayaknya Asisten Rumah Tangga di bandingkan Aupair . aku masih berpikir karena uang yang di tawarkan setidaknya lebih baik dari pada uang saku aupair ku sebelumnya . Tapi lambat laun, aku merasa badan ku tidaklah sanggup untuk mengerjakannya . Diperlukan waktu 6 jam setiap harinya untuk membersikan rumah dikarenakan Ibu angkatku adalah orang super bersih . Samapai terkadang aku harus melakukan lagi jika dia kira itu masih berdebu !. Ironi memang bekerja di negri orang apalagi dengan ketidak tahuan bahasa dan peraturan di negara tersebut inilah gambaran dari exploitasi modern yang mungkin di alami beberapa aupair di berbagai negara tetapi cara seperti ini sangat sulit untuk di analisis . apakah membantu pekerjaan rumah Adalah tugas aupair ataukan ini hanyalah bentuk exploitasi dengan iming-iming suasana rumah yang friendly dan warm . Maka dari itu aku menyarankan teman teman untuk selalu berkomunikasi dengan aupair lainnya untuk sekedar meminta pendapat atau bercengkrama . 

        Kembali ke cerita , singkatnya Covid 19 mula menterror wilayah perancis . Tv, social media , semua berbicara tentang virus ini . Ketakutan akan keadaan orang tua di rumah pun menjadi dilema untuk diriku sendiri. Serta beban kerja yang sangat berat untuk membersihkan rumah dan menjaga anak hingga larut malam membuat fisiku melemah dan mentalku tergoncang . Dengan berat hati ,  aku harus pindah dengan tidak hormat . Aku mencoba berkomuniakasi dengan Kak Salma dan pada akhirnya kita memutuskan untuk bergabung dengan salah satu orang indonesia yang menyewakan apartemennya di daerah pinggiran Paris . Singkatnya Apartemen ini bagaikan neraka kita sering sekali ribut antara penghuni satu dan lainnya . Dengan situasi tanpa pekerjaan dan tanpa uang saya dan kak salma  memutuskan untuk balik ke Nantes . Pada saat itu polisi berjaga di seluruh penjuru paris untuk tidak mengizinkan siapapun keluar atau masuk saat Lock down pertama kalinya tapi pada akhirnya kami berhasil lolos. Singkatnya kami sampai dan menghabiskan waktu di Nantes hingga akhirnya saya bertemu keluarga berkebangsaan Perancis di Pinggiran kota Nantes dengan 4 anak laki laki .

        Sang ibu selalu ada di rumah karena sakit pada area punggung yang terkadang kambuh . Anak yang aku asuh kali ini benar benar sangat baik dan menyayangiku . Keluarganya pun juga sangat menyayangiku hingga sampai saat ini aku pun masih berkomunikasi dengan mereka. Tidak ada kesan buruk  pada keluarga ini karena mereka adalah keluarga sesugguhnya yang menerapkan program aupair . 25 jam perminggu dan yang tambahan 5€ per jam setelah jam kerja ku habis . Terkadang di akhir pekan aku bisa menghasikan 25-50€ tambahan . Tergantung jika aku tertarik mengambil kerjaan sampingan . Waktu berlalu sampai saatnya aku mendapatkan "Carte de Sejour". Ini biasa kita sebut sebagai KTP atau kalau di indonesia untuk orang asing seperti "KITAS". Kartu ini di berikan pada Siapapun orang yang telah tinggal selama 1 tahun di perancis . Jadi, kika pertama kali kamu datana menggunakan VISA yang di tempel pada passport, setelah 1 tahun kamu bisa memperbaruinya dengan identitas berbentuk kartu . 

          Dikarenakan aku sudah bisa berbahasa perancis tingkat A1/A2 , maka aku berniat untuk mengambil Universitas untuk kursus Bahasa perancis di tahun berikutnya di level B1/B2 . Tetapi kerena posisi rumah Host family yang sangat jauh dengan kampus maka aku memutuskan mencari keluarga lain di tengah kota Nantes . Mereka sangat lah pengertian sehingga semua berjalan sangat mulus . Aku mendapatkan keluarga terakhir ini dari seorang teman yang kebetulan Aupair di pusat kota Nantes . Setelah berkomunikasi akhirnya aku memutuskan pindah ke family berkebangsaan perancis lagi dengan 3 anak yang cukup dewasa dan mandiri , itu berarti pekerjaanku sangatlah lebih mudah daripada yang seblumnya karena di keluarga Pinggiran Nantes anak anak masih berusia 5 ke bawah tetapi yang kali ini 4 ke atas . Tugas harian hanya sebatas menjemput anak sekolah , aktifitas di taman dan mengingatkan merka untuk mengerjakan PR . Akhrinya tulisanku kali ini mencapai puncaknya, di kedua Host family terakhir aku merasa sangat bahagia dan puas dengan tercapainya program pertukaran budaya ku . Sekarang aku adalah mahasiswi jurusan international français langue etranger di Nantes program studi B2 persiapan universitas . kenapa aku mengambil ini, dikarenakan setelah ini aku berencana melanjutkan s1 ku di perancis . smog semuanya berjalan dengan lancar ya teman teman . mohon doanya!

         Akhir kata , terimakasih untuk semua teman-teman yang sudah melungkan waktunya untuk membaca dan mohon maaf bila ada penulisaan yang salah dan kurang bersturuktur . Karena pada dasarnya  niat ku hanya membagikan informasi dan aku bukanlah penulis blog profesional . Saran dan Kritikan bisa kalian Dm ke Instagram ku Aradjulianty atau melalui Facebook : Kurniandra Julianty .